Jumat, 30 Maret 2012

TUGAS PERTAMA PEREKONOMIAN INDONESIA #SOFTSKILL (KEL.9)

KELOMPOK 9.
Tugas Pertama
QUESTION :
1.Jelaskan Perekonomian Indonesia :
  • Sistem perekonomian Indonesia sangat menentang adanya sistem : free fight liberalism , Etatisme (Ekonomi Komando) dan Monopoli .
  • Perkembangan sistem ekonomi Indonesia setelah Orde Baru .
ANSWER :
  • Sistem Free Fight Liberalism
Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.
Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya “An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.”

Ciri dari sistem ekonomi pasar adalah :
Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal
Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya
Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba
Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta)
Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar
Persaingan dilakukan secara bebas
Peranan modal sangat vital

-Kelebihan Sistem Ekonomi Pasar yaitu :
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi
Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
Munculnya persaingan untuk maju
Barang yang dihasilkan bermutu tinggi
Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba
-Kekurangan Sistem Ekonomi Pasar :
Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
Sering terjadi gejolak dalam perekonomian.

Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi.

Ciri dari sistem ekonomi Komando adalah :
Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah.
Hak milik perorangan tidak diakui.
Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian.
Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.

-Kelebihan Sistem Ekonomi Komando :
Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya.
Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.
Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.
Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
Jarang terjadi krisis ekonomi.


-Kekurangan Sistem Ekonomi Komando :
Mematikan inisiatif individu untuk maju.
Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.


Sistem Monopoli
Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan.
Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.  

  • Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia setelah Orde Baru

Dengan terkendalinya laju inflasi, stabilnya nilai tukar Rupiah dan menurunnya suku bunga serta munculnya tanda positif membaiknya kegiatan ekonomi akhir-akhir ini, kondisi perekonomian Indonesia diharapkan akan terus menunjukkan tanda-tanda yang menunjukkan pemulihan ekonomi. Secara keseluruhan dalam tahun 1999 produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh pada kisaran –2%  hingga 0%. Untuk tahun fiskal 1999/2000 laju pertumbuhan PDB diperkirakan akan menunjukkan angka positif. Hingga akhir tahun 1999 tekanan inflasi diperkirakan masih akan tetap rendah. Secara tahunan laju inflasi diperkirakan akan mencapai kisaran 10% hingga 13%. Perkembangan berbagai faktor baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran belum menunjukkan indikasi terjadinya ketidakseimbangan yang dapat meningkatkan tekanan-tekanan kenaikan harga. Dari sisi eksternal, hal tersebut didukung pula oleh perkiraan rendahnya laju inflasi dunia dan harga barang-barang impor yang cenderung menurun. Perkembangan permintaan agregat diperkirakan masih relatif lemah sehingga tekanan inflasi dari sisi permintaan juga akan tetap rendah. Sumber pertumbuhan masih akan bertumpu pada konsumsi dan investasi pemerintah sehingga defisit fiskal diperkirakan akan mencapai 3,7% dari PDB. Sebaliknya kegiatan investasi sektor swasta diperkirakan baru akan sedikit meningkat setelah semester II tahun 1999.  Sementara itu, permintaan luar negeri bersih diperkirakan memberikan sumbangan negatif terhadap pembentukan PDB. Hal ini sejalan dengan perkiraan masih lemahnya ekspor, khususnya non migas, sementara impor diperkirakan mulai meningkat. Dari sisi penawaran, tekanan inflasi masih akan rendah. Hal ini berkaitan dengan perkiraan meningkatnya pasokan yang berasal dari produksi pertanian dan perbaikan jaringan distribusi serta masih rendahnya pemanfaatan kapasitas produksi. Tekanan inflasi dari sisi penawaran juga belum mengkhawatirkan mengingat masih rendahnya pemanfaatan kapasitas produksi meskipun diperkirakan akan meningkat terutama mulai kuartal akhir 1999. Hal ini akan sangat berkaitan dengan bagaimana proses pemulihan akses pembiayaan dari sektor perbankan dan restrukturisasi keuangan dunia usaha. Perkembangan di sisi eksternal diperkirakan tidak banyak memberikan tekanan terhadap perkembangan harga-harga di dalam negeri. Hal ini berkaitan dengan situasi ekonomi moneter internasional yang cenderung membaik, seperti tercermin pada pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan meningkat dengan tekanan inflasi yang relatif rendah. Perkembangan pasar keuangan dunia juga diperkirakan relatif stabil dan suku bunga cenderung menurun. Berdasarkan perkembangan positif di atas, arah kebijakan moneter untuk bulan-bulan mendatang adalah pelonggaran likuiditas secara berhati-hati dengan tetap memperhatikan target moneter yang telah ditetapkan. Dengan memperkirakan laju inflasi tahun 1999 sekitar 10  – 13% dan ruang untuk melonggarkan besaran moneter  hingga akhir tahun, maka suku bunga SBI diperkirakan akan cenderung menurun hingga pada akhir tahun 1999 mencapai sekitar 17  – 20% . Kehati-hatian tersebut di atas perlu dilakukan mengingat masih adanya unsur ketidakpastian pasca pemilu tanggal 7 Juni 1999 serta adanya kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve Board Amerika Serikat. Kecenderungan penurunan suku bunga diharapkan dapat mendukung pula upaya-upaya yang terus dilakukan untuk mempercepat penyehatan perbankan. Di samping dapat meringankan beban  negative spread perbankan, penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mendukungpenanganan kredit bermasalah dan keberhasilan program restrukturisasi perbankan. Selain itu, penurunan suku bunga tersebut diharapkan juga akan mempermudah dan memperlancar proses penyelesaian utang luar negeri perusahaan swasta yang sudah mulai menunjukkan perkembangan positif akhir-akhir ini. Dengan demikian berbagai langkah kebijakan tersebut diharapkan menciptakan suatu sinergi yang dapat mendukung pemulihan perekonomian nasional di masa yang akan datang.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar