TUGAS SOFTSKILL
Nama : Sri Ambar Rahayu
Kelas : 4EB25
NPM : 26211869
Puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan tugas
softskill ini. Dengan adanya tugas ini bisa menambah pengetahuan saya. Dalam tugas softskill yang saya buat ini,mungkin terdapat
banyak kesalahaan secara tidak sengaja. Banyak kelemahan dalam tugas softskill
ini. Oleh sebab itu, mengingat akan tujuan saya membuat tugas softskill ini
adalah untuk menambah pengetahuan dan sebagai tugas mata kuliah softskill Etika
Profesi Akuntansi, maka saya mohon maklum atas segala kesalahan dalam penulisan
tugas softskill ini.
1.
KASUS ENRON
Enron
dibentuk pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “ Houston Natural Gas” dengan “InterNorth” (penyalur gas alam
melalui pipa), sebuah Perusahaan lain dalam pemipaan minyak sebagai hasil
merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah federal
Amerika. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland
General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir,
manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade
Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas
alam serta listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $ 2 milyar menjadi $ 7
milyar dengan karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang menjadi 2.000orang.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas serta listrik.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas serta listrik.
Runtuhnya Enron Akhir 1999, Enron meluncurkan
EnronOnline yang dianggap akan mengubah wajah bisnis energi masa depan.
Memanfaatkan Internet, divisi e-commerce itu membeli gas, air minum dan tenaga
listrik dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan atau distributor besar.
Enron bahkan memperluas wilayah, membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan
tinggi serta bertekad menjual bandwidth jaringan itu seperti dia menjual gas
dan listrik. Setelah itu mungkin dia akan jual-beli online untuk kertas daur
ulang pabrik miliknya.
Tak lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand dimana menjual tayangan video kepada pelanggan via sambungan internet kecepatan tinggi, harga saham Enron mencapai puncaknya, US$ 90 per lembar, pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, nilai pasar Enron masih berkisar US$ 60 milyar.
Pada Oktober 2001 Enron menjatuhkan bom di Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Sangat mengejutkan karena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan melaporkan keuntungan selama empat tahun berturut-turut. Kabar buruk itu membanting harga saham Enron dari sekitar US$ 30 menjadi US$ 10 per lembar, hanya dalam hitungan hari. Securities Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal, membaui ada yang tidak beres dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak, Enron menjatuhkan bom lebih dahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada 8 November 2001 mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar. Kejatuhan Enron ternyata mengundang tanya dan rasa curiga yang besar bagi kalangan publik. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutannya, belakangan Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 milliar. Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, sampai Sherron Watskin, salah satu eksekutif Enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai “berteriak” melaporkan praktek tidak terpuji itu.
Tak lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand dimana menjual tayangan video kepada pelanggan via sambungan internet kecepatan tinggi, harga saham Enron mencapai puncaknya, US$ 90 per lembar, pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, nilai pasar Enron masih berkisar US$ 60 milyar.
Pada Oktober 2001 Enron menjatuhkan bom di Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Sangat mengejutkan karena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan melaporkan keuntungan selama empat tahun berturut-turut. Kabar buruk itu membanting harga saham Enron dari sekitar US$ 30 menjadi US$ 10 per lembar, hanya dalam hitungan hari. Securities Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal, membaui ada yang tidak beres dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak, Enron menjatuhkan bom lebih dahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada 8 November 2001 mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar. Kejatuhan Enron ternyata mengundang tanya dan rasa curiga yang besar bagi kalangan publik. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutannya, belakangan Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 milliar. Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, sampai Sherron Watskin, salah satu eksekutif Enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai “berteriak” melaporkan praktek tidak terpuji itu.
Dampak Keruntuhan Enron
Keruntuhan perusahaan energi Enron
cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat kebangkrutan
Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya
Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan
milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya).
Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan
hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000
karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai.
Arthur Andersen LLP (member di Amerika
Serikat) yang dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena
imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan
Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia
Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di
Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah.
Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih
ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11
persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen).
Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu
berpindah kemana sebanyak 40 persen. Masih banyak lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan Enron,
seperti munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron.
Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham
sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.
Kesimpulan
Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar
kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan
untuk dilanggar. Yang menyebabkan kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan
Enron adalah Editor, Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi
terbesar) yang merupakan kantor akuntan Enron. Keduanya telah bekerja sama
dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik
pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal yang berasal
dari dalam perusahaan enron. Enron telah melanggar etika dalam bisnis dengan
tidak melakukan manipulasi-manipulasi guna menarik investor. Sedangkan Arthur
Andersen yang bertindak sebagai auditor pun telah melanggar etika profesinya
sebagai seorang akuntan. Arthur Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam
memanipulasi laporan keuangan enron. Hal ini jelas Arthur Andersen tidak
bersikap independent sebagaimana yang seharusnya sebagai seorang akuntan.
1A. Keahlian
kecakapan Arthur Anderson terhadap enron.
Dari kasus Enron diatas dapat diketahui bahwa Arthur
Anderson sudah jelas melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan , yang
seharusnya menjadi pedoman dan dipatuhi dalam melaksanakan tugasnya sebagai
auditor yang dipercayai untuk mengaudit dan memeriksa suatu laporan keuangan
berdasarkan dengan fakta. Tetapi yang dilakukannya adalah ia memanipulasi
laporan keuangan, ia memusnahkan seluruh materi audit dan bekerja sama dengan
para petinggi enron yang tidak bertanggung jawab, sehingga menimbulkan kerugian
yang luar biasa besar tidak hanya bagi perusahaan tapi juga untuk investor
serta negara.
1B. Independensi
mental dari Arthur Anderson terhadap enron.
Independensi mental merupakan sikap kejujuran dari dalam
diri akuntan atau auditor dalam mempertimbangkan fakta – fakta dan adanya
pertimbangan yang objektif tidak memihak didalam diri akuntan , setiap auditor
ataupun akuntan harus memiliki independensi mental agar tidak dapat melakukan
kecurangan . Dan dari sikap nya yang memanipulasi laporan keuangan dengan
melanggar etika profesinya sebagai auditor dan memusnahkan seluruh materi audit
dan bekerja sama dengan para petinggi enron yang tidak bertanggung jawab , hal
ini jelas seorang Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana etika
yang harus dimiliki seorang auditor atau akuntan publik.
1C. Kemahiran profesional Arthur Anderson terhadap enron.
Arthur Andersen merupakan KAP yang ahli dan profesional
dalam bidangnya sebagai auditor, tetapi sangat disayangkan ke profesionalisme yang
dimilikinya harus salah digunakan, karena ia tidak memiliki sikap independensi
mental dan tidak memiliki sifat tanggung jawab atas pekerjaan yang dimilikinya,
ia lebih memilih untuk melakukan kecurangan bersama dengan petinggi enron demi
mendapatkan keuntungan untuk dirinya maupun pihak enron.Jelas ini sudah sangat
melanggar etika profesi dirinya sebagai seoarang auditor atau auntan. Karena
tindakannya ini maka Arthur Andersen menerima hukuman memberikan uang $32
milyar untuk para pemegang saham enron, karena sudah melanggar kode etik
profesinya sebagai auditor dalam mengaudit dan menerima tuntutan dari para
karyawan.
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Enron
Demikian tugas softskill yang telah saya selesaikan ,kurang
lebihnya mohon di maafkan Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
yang membacanya.
By : Sri Ambar Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar